“ketika di hari panen gandum, saya pergi ke sawah.
Sesampainya di sawah saya melihat seekor lebah terbang di atas kumpulan gandum
yang habis dipanen, tak lama kemudian saya melihat lebah tersebut mengambil
biji gandum kemudian terbang kembali. Saya berkata kepada diri sendiri kenapa
lebah mengambil biji gandum, bukankah lebah tidak memakan gandum??. Karena
lebah tidak terbang dengan cepat saya mengikuti kemana lebah tersebut pergi,
ternyata lebah terseut pergi ke bangunan rusak yang tak jauh dari sawah.
Sesampainya saya di bangunan tersebut saya melihat lebah pergi menghampiri
burung yang buta yang tidak bisa terbang. Dengan suara kepakan sayap lebah, si
burung membuka paruhnya dan si lebah meletakkan biji gandum tersebut di dalam
paruh burung.”
Rizki seluruh makhluk Allah swt telah tertulis disisiNya,
dan rizki tersebut pasti akan sampai kepada yang berhak. Kalau ada rizki belum
sampai kepada hamba Allah swt walaupun satu suapan nasi, maka hamba tersbut
tidak akan mati sampai satu suapan tersebut dimakannya.
Manusia sudah terjamin rizkinya, baik dia kerja atau tidak
kerja. Islam selalu mengajarkan kita untuk menjalankan pekerjaan yang mulia.
Rizki kita akan sampai kepada kita, dan tidak ada satu makhlukpun yang bisa
menggagalkannya. Kalau manusia bekerja dengan cara halal maka dia akan
mendapatkan rizkinya dengan halal dan dengan kemuliaan disisi Allah swt, kalau
dia bekerja dengan cara yang dilarang agama, maka dia akan mendapatkan rizkinya
dengan haram dan dengan kehinaan disisi Allah swt. Intinya rizki kita sudah
tertulis disisi Allah swt, akan tetapi cara kita mendapatkannya itu
ikhtiar/pilihan kita kalau kita ingin mulia, maka kita harus bekerja dengan
cara yang dihalalkan oleh Allah swt. Kalau kita (na’udzubillah
mindzalik)bekerja dengan pekerjaan yang hina atau merampok atau menipu, maka
rizki kita tetap akan sampai kepada kita akan tetapi diiringi dengan dosa dan
kehinaan disisi Allah swt.
Manusia adalah makhluk yang dimuliakan oleh Allah swt. Jika
kita lihat bahwa burung yang buta tidak dilupakan oleh Allah swt, manusia yang
merupakan hamba yang dimuliakan olehNya pasti tidak akan dilupakanNya. Akan
tetapi kita masih sering melupakanNya.
Allah swt berfirman kepada salah satu NabiNya as (yang
kurang lebih isinya seperti ini): “… aku malu tidak memberi hambaku yang
meminta kepadaKu, tapi mengapa hambaku tidak malu bermaksiat kepadaku.?”
Jadi sudah sepantasnya bagi seluruh manusia untuk selalu
mengingat Allah swt dan melaksanakan hal yang diridhainya dan menjauhi hal yang
dilarangnya.
Post a Comment