Avesta adalah kitab suci dalam agama Zarathutra berasal dari kata Avistak, yang bermakna : Bacaan. Samahalnya seperti Al Qur-an yang merupakan kitab suci agama Islam yang berarti : Bacaan Kitab Avesta terdiri atas lima buah kitab , yaitu : Yasna , Vespered , Vendidad , Yasht dan Khorda . Pada bagian Kitab Yasna , masih di jumpai bahasa Iran Tua , terdapat pada bagian Ghata . Pada kitab lain lebih banyak memakai bahasa Pahlevi ( Bahasa Grik berpadu dengan bahasa Iran tua ).
Setelah wilayah parsi di kuasai dinasti Grik , Rakyat umum sudah lupa akan bahasa nenek moyang nya , Yaitu bahasa Iran Tua hanya sebagian kecil yang masih menggunakan bahasa tersebut .Nasib serupa juga di alami pada anak Benua India , yang sudah lupa akan bahasa Sanskrit kini menggunakan bahasa Pali
.
Kitab suci Avesta pada zaman Zarathustra (660 – 583 s M ), Pendiri Agama. Zarathutra terdiri atas 21 buah Kitab . Demikian Eneyelopedia Britannica mengambil keterangan dari Pahlevi-Dinkard . Sebuah kitab yang juga dipandang suci oleh pemeluk agama Zarathustra Pada saat Alexander the Graet imperium persi maka terjadilan bencana yang amat dahsyat . Semua literature Iran Tua di musnahkan dan di paksa untuk menggunakan bahasa Grik dan memuja dewa-dewa (Paganism) terutama dewa Matahari (dewata Zeus ), dewa yang paling di agungkan menurut keyaakinan bangsa Grik
.
Kitab suci Avesta ada dua buah naskah, salah satu naskah di kirim oleh Alexander the Great Kepada guru nya Aristoteles ( 384 – 322 s M ) di Athena, naskah yang satu di musnahkan . Setelah Alexander wafat tahun 323 s M, dan Aristotelas melarikan diri dari Athena tidak di ketahui nasib dan keberadaan naskah itu . Pada abad pertama Masehi, pada masa pemerintahan Vologeses I (51 – 77 M ) dari dinasti Arsacids, timbul niat untuk menyusun kembali Kitab Suci Avesta, yang sudah lenyap empat ratus tahun lama nya
.
Di seluruh wilayah Iran di perintahkan agar mengumpulkan keping- keping catatan ( fragments ) dari ayat-ayat yang dimiliki oleh setiap keluarga bangsawan tertua di tanah Iran . Sebuah tim ahli di bentuk untuk menyusun kepingan ayat, ayat yang masih lengkap cuma pada bagian Ghata di dalam Kitab Yasna. Karena tidak lengkap di kitab Yasna, di buatlah ayat –ayat baru agar berhubungan antar ayat satu dan yang lain nya, dengan dmikian tersusunlah lima buah Kitab dalam Kitab Suci Avesta
.
Sementara itu, dalam masa empat abad di tanah Iran, telah bercampur keyakinan mithologi Grik dengan keyakinan yang di warisi nenek moyang sendiri, yaitu paham Mazdak atau Mazdaism. Paham ini sudah tidak muri lagi, menurut ajaran yang asli dari Zarathstra ( 660 – 583 s M ). Pembentukan tim ahli untuk membuat aya-ayat baru dalam lima Kitab itu terdiri dari para penghanut Mazdaism. Dapatlah di bayangkan pengaruh paham yang di anut, terhadap ayat-ayat baru itu.
Agama Zarathustra yang di anut oleh bangsa Parsi, ajaran yang sudah tidak murni lagi, ajaran yang sudah di selewengkan. Sama hal nya dengan Agama Nasranidi dalam Imperium Roma pada abad ke-7 Masehi, sudah bukan ajaran yang asli dari Agama Nasrani pada masa hidup nya Jesus Kristus ( Isa Al – Masih )
Max Muller ( 1823 – 1900 ) Sarjan Agama Perbandingan, telah menyalin keseluruhan Kitab Suci Avesta ke dalam bahasa Inggris, di muat dalam karyanya yang berjudul Sacred Books Of the East ( Kitab Suci dari Benua Timur ). Mengambil ungkapan dari Robert Ernest Hume.Ph. D. dalam karyanya The World’s Living Religions cetakan tahun 1930 halaman : 190 – 211 dapat di jejaki ajaran yang asli dari Zaratthustra tersebut.
Credo ( Syahadat ) dalam ajaran Zarathustra berbunyi : “ Saya mengaku diriku penyembah Mazda, dan pengikut Zarathustra, a whorshipper yang membenci daevas dan mentaati Hukum Ahura. ” .
( “ I confess my self of Mazda, a follower of Zoroaster, one who hates the daevas. And who obeys the Law of Ahura “ )
Keharusan menyebut Credo( Syahadat ), sama ke harusan nya menyebut Syahadat dalam Agama Islam.
Ahura Mazda, adalah Kodrat Maha bijaksana, di sifati pada bagian Ghata ( Yasna ) sbb :
1. Maha Pencipta ( the Creator ), Yasna
2. Maha Tahu ( All- Knowing ),Yasna
3. Maha Melihat ( All- seeing ), Yasna
4. Maha Kuasa ( Most Mighty ), Yasna
5. Maha Besar ( the Greatest ), Yasna
6. Maha Murah ( Most Beneficient ), Yasna
Setelah wilayah parsi di kuasai dinasti Grik , Rakyat umum sudah lupa akan bahasa nenek moyang nya , Yaitu bahasa Iran Tua hanya sebagian kecil yang masih menggunakan bahasa tersebut .Nasib serupa juga di alami pada anak Benua India , yang sudah lupa akan bahasa Sanskrit kini menggunakan bahasa Pali
.
Kitab suci Avesta pada zaman Zarathustra (660 – 583 s M ), Pendiri Agama. Zarathutra terdiri atas 21 buah Kitab . Demikian Eneyelopedia Britannica mengambil keterangan dari Pahlevi-Dinkard . Sebuah kitab yang juga dipandang suci oleh pemeluk agama Zarathustra Pada saat Alexander the Graet imperium persi maka terjadilan bencana yang amat dahsyat . Semua literature Iran Tua di musnahkan dan di paksa untuk menggunakan bahasa Grik dan memuja dewa-dewa (Paganism) terutama dewa Matahari (dewata Zeus ), dewa yang paling di agungkan menurut keyaakinan bangsa Grik
.
Kitab suci Avesta ada dua buah naskah, salah satu naskah di kirim oleh Alexander the Great Kepada guru nya Aristoteles ( 384 – 322 s M ) di Athena, naskah yang satu di musnahkan . Setelah Alexander wafat tahun 323 s M, dan Aristotelas melarikan diri dari Athena tidak di ketahui nasib dan keberadaan naskah itu . Pada abad pertama Masehi, pada masa pemerintahan Vologeses I (51 – 77 M ) dari dinasti Arsacids, timbul niat untuk menyusun kembali Kitab Suci Avesta, yang sudah lenyap empat ratus tahun lama nya
.
Di seluruh wilayah Iran di perintahkan agar mengumpulkan keping- keping catatan ( fragments ) dari ayat-ayat yang dimiliki oleh setiap keluarga bangsawan tertua di tanah Iran . Sebuah tim ahli di bentuk untuk menyusun kepingan ayat, ayat yang masih lengkap cuma pada bagian Ghata di dalam Kitab Yasna. Karena tidak lengkap di kitab Yasna, di buatlah ayat –ayat baru agar berhubungan antar ayat satu dan yang lain nya, dengan dmikian tersusunlah lima buah Kitab dalam Kitab Suci Avesta
.
Sementara itu, dalam masa empat abad di tanah Iran, telah bercampur keyakinan mithologi Grik dengan keyakinan yang di warisi nenek moyang sendiri, yaitu paham Mazdak atau Mazdaism. Paham ini sudah tidak muri lagi, menurut ajaran yang asli dari Zarathstra ( 660 – 583 s M ). Pembentukan tim ahli untuk membuat aya-ayat baru dalam lima Kitab itu terdiri dari para penghanut Mazdaism. Dapatlah di bayangkan pengaruh paham yang di anut, terhadap ayat-ayat baru itu.
Agama Zarathustra yang di anut oleh bangsa Parsi, ajaran yang sudah tidak murni lagi, ajaran yang sudah di selewengkan. Sama hal nya dengan Agama Nasranidi dalam Imperium Roma pada abad ke-7 Masehi, sudah bukan ajaran yang asli dari Agama Nasrani pada masa hidup nya Jesus Kristus ( Isa Al – Masih )
Max Muller ( 1823 – 1900 ) Sarjan Agama Perbandingan, telah menyalin keseluruhan Kitab Suci Avesta ke dalam bahasa Inggris, di muat dalam karyanya yang berjudul Sacred Books Of the East ( Kitab Suci dari Benua Timur ). Mengambil ungkapan dari Robert Ernest Hume.Ph. D. dalam karyanya The World’s Living Religions cetakan tahun 1930 halaman : 190 – 211 dapat di jejaki ajaran yang asli dari Zaratthustra tersebut.
Credo ( Syahadat ) dalam ajaran Zarathustra berbunyi : “ Saya mengaku diriku penyembah Mazda, dan pengikut Zarathustra, a whorshipper yang membenci daevas dan mentaati Hukum Ahura. ” .
( “ I confess my self of Mazda, a follower of Zoroaster, one who hates the daevas. And who obeys the Law of Ahura “ )
Keharusan menyebut Credo( Syahadat ), sama ke harusan nya menyebut Syahadat dalam Agama Islam.
Ahura Mazda, adalah Kodrat Maha bijaksana, di sifati pada bagian Ghata ( Yasna ) sbb :
1. Maha Pencipta ( the Creator ), Yasna
2. Maha Tahu ( All- Knowing ),Yasna
3. Maha Melihat ( All- seeing ), Yasna
4. Maha Kuasa ( Most Mighty ), Yasna
5. Maha Besar ( the Greatest ), Yasna
6. Maha Murah ( Most Beneficient ), Yasna
Post a Comment