Dialah Tuhan yang menciptakan Kehidupan dan mematikan kehidupan. Dialah Tuhan yang menghidupkan yang mati dan mematikan yang hidup. Dialah Tuhan yang tidak pernah menutup pintu rahmatNya bagi siapa saja yang ingin mendapatkan rahmatNya. Dialah Tuhan yang senang melihat hambaNya kembali kepadaNya.
Kalau kita lihat ketika kita ingin berbicara atau ingin makan atau bahkan inging bernafas berapa banyak dari sel-sel tubuh kita yang bekerja hanya untuk satu pekerjaan, kita contohkan saja kalau kita ingin bernafas berapa bagian dari tubuh kita yang kita butuhkan dalam pekerjaan ini, kita butuh paru-paru yang sehat, kita butuh hidung yang baik, kita butuh saluran-saluran yang menyampaikan oksigen dari hidung ke paru-paru, dan masih banyak lagi dari bagian tubuh kita yang kita butuhkan untuk satu kali tarik nafas. Dan didalam bagian-bagian tubuh tersebut terdapat ribuan bahkan jutaan sel yang bekerja dan semua sel tersebut harus dalam keadaan baik dan bekerja maksimal. Kalau dari sel-sel tersebut ada yang rusak maka secara otomatis tubuh kita akan memperbaikinya atau menggantinya. Kemudian setelah seluruh bagian tubuh yang dibutuhkan untuk bernafas siap kita juga membutuhkan udara segar yang bisa kita hirup dengan baik. Sadarkah kita bahwa ini semua bekerja di dalam alam bawah sadar kita, kita contohkan saja orang yang tidur dia tidak sadar sama sekali, akan tetapi dia bernafas dengan baik. Sadarkah kita bahwa ini semu ada campur tangan Allah swt. Allah swt lah yang mengirim malaikat-malaikatNya untuk membantu kita dalam menjalankan seluruh bagian tubuh kita. Di setiap sel kita terdapat malaikat yang menjalankannya, tanpa bantuan Allah swt kita tidak bisa melakukan apapun termasuk bernafas.
Allah swt adalah Tuhan yang penyayang, Tuhan yang selalu memperhatikan hambanya, akan tetapi hamba-hambanya lah yang selalu melupakanNya dan menjauhiNya…
Sungguh celaka dan sungguh merugi orang yang meninggalkan Allah swt atau bermaksiat kepadaNya, karena hanya neraka yang pantas menjadi balasan untuk perbuatannya.
Allah swt berfriman kepada salah satu NabiNya as (yang kurang lebihnya seperti ini) “…aku malu tidak memberi hambaku yang meminta kepadaku, akan tetapi mengapa hambaku tidak malu bermaksiat kepadaku.”
Allah swt adalah penguasa seluruh apa yang ada di dunia dan akhirat. Semua kembali kepadaNya. Yang baik akan mendapatkan RidhaNya dan yang jelek akan mendapat MurkaNya.
Siapakah di dunia ini yang lebih bekuasa dari Allah swt? Milik siapakah kekuasaan dunia dan akhirat? Milik siapakah seluruh ilmu yang ada? Milik siapakah kekuatan yang ada? Tahukah kita seberapa luasnya dunia ini? Tahukah kita batasan-batasan dunia? Kalau ada yang mengaku mengetahui batasan-batasan dunia, pertanyaan selanjutnya adalah dunia ini dibatasi oleh apa? Dan apakah ada sesuatu setelah batasan tersebut?
Kekuasaan Allah swt tidak terbatas, begitu juga IlmuNya. Sungguh bodoh orang yang mencoba bermaksiat kepadaNya. Orang yang mau sadar atas keadaannya maka dia tidak bisa melakukan apapun selain syukur kepada Allah swt. Syukur sendiri jika tidak dibantu oleh Allah swt maka tidak bisa terlaksanakan. Jadi syukur yang kita telah laksanakan adalah suatu nikmat yang harus kita syukuri. Allah swt selalu menerima tobat hambaNya yang mau kembali kepadaNya. Dan tidak ada kasih sayang yang lebih besar dari kasih sayang Allah swt terhadap hambaNya.
Kalau kita berpendapat bahwa ruh kita adalah sesuatu yang paling dekat dengan kita maka kita telah salah, Karena Allah swt lebih dekat kepada kita dari ruh kita.
Kalau kita menganggap bahwa kita sulit kembali kepada Allah swt, maka kita telah salah, karena Allah swt telah membuka pintu rahmatNya untuk hambaNya yang kembali kepadaNya, dan kalau kita melangkah satu langkah menuju kepada Allah swt, maka Allah swt mendekat kepada kita 10langkah. Jarak langkah disini adalah sebuah kiasan bahwa Allah swt selalu menyeriusi/memperhatikan hambanya dan Allah swt selalu bersama hambaNya.
Ketika orang awam/bodoh/jahil membawa al-Quran dan para ulama’ sholeh juga membawa al-Quran, maka manakah dari mereka yang lebih dekat kepada al-Quran? Orang yang berakal pasti akan berkata bahwa ulama’ lebih dekat kepada al-quran daripada orang jahil. Karena para ulama’ mengetahui tafsir al-quran dan para ulama’ lebih banyak mengamalkan al-Quan daripada orang jahil. Padahal al-Quran yang ada ditangan ulama’ sama seperti al-Quran yang ada ditangan orang jahil.
Post a Comment