Halloween party ideas 2015

NURNBERG -- Pesepak bola muda asal Jerman, Danny Blum baru saja mengumumkan dirinya telah memeluk agama islam. Pemuda 24 tahun tersebut mendeskripsikan Islam sebagai  agama yang penuh harapan dan kekuatan.
“Islam memberikanku harapan dan kekuatan, berdoa menenangkan jiwaku,” kata Blum ke media terkemuka Jerman, Bild, Selasa (27/1).
Blum bergabung dengan 1. FC Nürnberg  klub divisi 2 Bundesliga bulan Juli silam. Tidak lama setelah resmi ditransfer, ia mengalami cidera parah pada lutut yang memaksanya untuk absen selama 6 bulan. Tidak melakukan apa-apa membuatnya berpikir “Hidup dalam kemewahan, tidak ada tanggung jawab atas apapun. Apa yang akan terjadi setelah pensiun," kata dia.

Pria asal Frankenthal, Jerman tersebut kemudian berbicara dengan teman-temannya tentang agama, pilihannya jatuh pada islam. “Aku sudah mengunjungi masjid dan langsung merasakan sesuatu dalam hati. Aku merasa bahwa ini adalah sesuatu untukku dan aku ingin mengetahui lebih jauh,” ujarnya.

Beberapa minggu lalu Blum memutuskan untuk menjadi Muslim. Sejak itu, ia kerap melakukan shalat lima waktu dan hanya makan makanan yang halal. Awalnya ia takut untuk memberi tahu orang tua soal pilihannya. “Orang tuaku penganut kristiani yang taat. Tapi kemudian mereka berkata bahwa aku harus memilik jalan yang menurutku benar,” katanya.

Selain berkonsultasi dengan rekannya, Blum juga melakukan riset melalui internet dan  buku bacaan. Menurutnya, islam adalah agama yang damai. “Kepercayaanku bilang, jangan paksa orang lain untuk melakukan hal yang tidak ingin mereka lakukan. Jika ingin, itu harus datang sukarela dari hati”

Tim tempatnya bermain juga tidak mempermasalahkan.“Sampai sekarang saya belum mendengan perkataan yang menyinggung. Tapi meski itu terjadi tak akan menggangguku. Setiap orang punya kepercayannya masing masing. Tiap orang harus menjalani jalannya masing-masing," kata dia.

Jerman sendiri adalah rumah bagi hampir 4 juga umat islam, termasuk 220.000 orang yag ada di Berlin. Pendatang dari turki adalah 2/3 bagian dari minoritas muslim disana.


Sumber  : 

REPUBLIKA.CO.ID



Profesor Sejarah Universitas Hebrew, Yerusalem, Moshe Sharon, menegaskan pada dasarnya, agama di alam semesta ini hanyalah satu. Agama tersebut mengokohkan keesaan Allah dan menegaskan nabi Muhammad sebagai utusan Allah.

“Dari mulai diciptakannya semesta ini, hanya ada satu agama, yaitu Islam,” ujarnya, sebagaimana ditayangkan kantor berita Israel, Arutzsheva, yang dikutip pengguna youtube, Bahrain Tahir, pada 2012 lalu.

Dalam video berdurasi hampir tiga menit ini, Moshe menjelaskan lebih lanjut, jika ada siapapun menyatakan tempat ini adalah kuil Sulaiman, maka muslim akan menyatakan itu benar. “Solomon (sulaiman, - red) adalah muslim. David (Daud, - red), Abraham (Ibrahim, - red), Moses (Musa, - red), Yesus (Isa, - red), adalah muslim.

“Inilah yang saya maksudkan dengan islamisasi sejarah. Di seluruh islamisasi sejarah akan ada islamisasi geografi, semua wilayah yang berhubungan dengan tokoh-tokoh tadi adalah wilayah muslim,” tegas Sharon, yang ketika tampil mengenakan tutup kepala ala Yahudi atau //yarmuk//.

Wilayah-wilayah tersebut, jelasnya, terlepas apakah sesudah Nabi Muhamad datang atau belum, harus dibebaskan. “Bukan untuk ditaklukkan. Yang ada adalah untuk dibebaskan,” imbuhnya. Islam muncul di sejarah, pada saat Muhammad, adalah sebagai pembebas. Tidak ada penjajahan dalam Islam. Yang ada adalah pembebasan dalam Islam.


Lihat Video nya Disini



Suber :  REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – 22 Jan 2015

PARIS -- Sutradara terkenal asal Prancis Isabelle Matic membuat publik gempar. Melalu akun Facebook resmi miliknya, Matic menyatakan telah memeluk agama Islam.

Isabelle memberikan pernyataan menjadi seorang mualaf beberapa hari setelah insiden penembakan di kantor majalah satir Charlie Hebdo.

"Hari ini, saya telah melalui pilar Islam yang pertama yaitu membaca dua kalimat syahadat. Tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad SAW adalah Rasul-Nya," ujar Isabelle dalam akun Facebook miliknya seperti dikutip OnIslam, Ahad (18/1).

Isabelle mengatakan dirinya benar-benar secara sadar tanpa paksaan atau ancaman dari pihak manapun untuk menjadi mualaf. Menurutnya, pernyataan yang ditulis dalam akun Facebook-nya juga merupakan kebebasan menyampaikan pendapat.

"Di antara pembantaian di kantor Charlie Hebdo dan peristiwa yang mengikutinya, saya menjadi seorang muslim," kata Isabelle.

Isabelle menambahkan, Charlie Hebdo telah melewati batas dalam kebebasan berekspresi. Menurut Isabelle sangat tidak diperkenankan untuk melecehkan Nabi Muhammad. Tetapi, Isabelle mengingatkan untuk tidak perlu terprovokasi dengan sikap Charlie Hebdo.

"Bila kita terprovokasi, itu hanya membuat mereka terkenal saja nantinya, kita harus mengamalkan ajaran Nabi Muhammad yang bersikap ramah walaupun dijelekan oleh penduduk Mekkah jaman dulu," ujar Isabelle.


Sumber : RepublikOnline

Jakarta - HijabersMom Community (HMC) merupakan salah satu komunitas hijab Indonesia yang menjadi wadah para ibu muda untuk mengembangkan diri. Komunitas yang didirikan oleh empat desainer busana muslim --Irna Mutiara, Monika Jufry, Hannie Hananto, dan Najua Yanti-- itu memiliki beragam kegiatan, seperti pengajian, kumpul bersama untuk berbagi pengalaman, serta memberikan kursus singkat sesuai bakat masing-masing.

Salah satu pendiri HMC, Hannie Hananto, mengatakan bahwa HMC kini sedang fokus dan rutin mengadakan pengajian setiap bulan. HMC sudah beberapakali mengundang tokoh agama yang dikenal masyarakat. Seperti pada pengajian hari ini, Senin (19/1/2015), yang menjadi pembicara adalah Imam Shamsi Ali, ustadz asal Indonesia yang populer di Amerika.

Pria yang kerap disapa Shamsi itu merupakan seorang imam di Islamic Center of New York sekaligus direktur Jamaica Muslim Center. Shamsi aktif dalam kegiatan dakwah serta berdialog mengenai agama di Amerika Serikat. Ketika menjadi pembicara di pengajian HMC, Shamsi sedikit bercerita mengenai Islam di Amerika.

Menurutnya perkembangan Islam di Amerika semakin meningkat. Kini tak hanya orang berkulit hitam yang sering menjadi muallaf tapi banyak penduduk berkulit putih yang mulai memeluk agama Islam. Shamsi mengatakan sebagian besar yang muallaf adalah wanita.

"Secara umum Islam di Eropa dan Amerika berkembang secara pesat, perkembangannya empat kali lipat, belakangan ini setiap tahun sekitar 20 ribu sampai 40 ribu muallaf di Amerika. Bukan orang di penjara lagi tapi banyak anak muda, para pendidik, profesional, dan kebanyakan wanita," tutur Shamsi di butik HMC, kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, Senin (19/1/2015).

Shamsi melanjutkan, hampir semua wanita berkulit hitam atau putih yang memutuskan memeluk Islam akan mengenakan hijab. Dari sekian ribu muallaf yang pernah ditemui oleh pria lulusan Universitas Islam Internasional, Pakistan, itu alasan mereka muallaf karena Islam merupakan agama yang menarik, nyaman, dan memberikan ketenangan. Mendengar hal tersebut, Shamsi semakin yakin dan optimis kalau Islam akan terus berkembang di Amerika.

Kini fashion muslim menurutnya juga semakin berkembang yang membuat para muslimah di Amerika menjadi lebih percaya diri. Hijabers di negeri Paman Sam itu juga tidak lagi takut untuk berhijab di tempat umum ataupun ketika bekerja. Bahkan beberapa polisi wanita di Amerika ada yang mengenakan hijab.Next

"Kini yang muallaf banyak dari kalangan profesional, mereka punya posisi tinggi di perusahaan, tapi tetap menggunakan jilbab. Polwan di sana juga ada yang mengenakan jilbab dan tidak menjadi masalah oleh pemerintahnya. Pemerintah Amerika memberikan kebebasan dalam agama," tandas pria yang pernah bekerja di Arab Saudi pada tahun 1995 itu.

Di acara pengajian HMC, Shamsi juga memberikan saran seputar hak dan kewajiban wanita. Beberapa hijabers yang hadir tampak antusias dengan topik yang dibahas. Bahkan hingga waktu habis pun, beberapa dari mereka tak segan-segan untuk bertanya langsung kepada Shamsi.

Lebih lanjut, Hannie mengatakan kalau sebelumnya mereka sudah pernah bekerja sama dengan Shamsi saat diundang ke Amerika pada Mei 2013 lalu. Oleh karena itu saat Shamsi sedang pulang ke Indonesia, mereka mengundang sang ustadz untuk menjadi pembicara di acara pengajian.

Hannie berharap apa yang disampaikan oleh Shamsi bisa diserap dengan baik oleh para hijabers. Hannie menambahkan, pengajian seperti ini digelar setiap bulan dan memiliki pembicara yang berbeda-beda. Tidak hanya anggota HMC yang bisa datang tapi pengajian tersebut juga terbuka untuk umum. Untuk mengikuti gelaran rutin yang diadakan HMC tidak dikenakan biaya administrasi.


Sumber : detik.com

Diriwayatkan bahwa seseorang ahli ibadah dari kalangan.. Bani Israil beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di biaranya yang terletak di atas gunung.
Pada suatu hari sebagaimana bisa dia keluar dari tempat ibadahnya untuk berkeliling merenungkan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala di sekitar tempat ibadahnya.
Di sela-sela dia berkeliling ini, dia melihat di jalan sesosok manusia yang menebarkan bau tidak sedap darinya. Ahli ibadah itu berpaling menuju ke tempat lain, sehingga dia terlindungi dari tercium bau ini. Ketika itu setan menampakkan diri dalam bentuk seorang laki-laki shalih yang memberi nasihat.

Setan berkata kepadanya, “Sungguh amal-amal kebaikanmu telah menguap (sirna), dan persediaan amal kebaikanmu tidak dihitung di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Lantas si ahli ibadah persediaan amal kebaikanmu tidak dihitung di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Lantas si ahli ibadah bertanya, “Mengapa?”Dia menjawab, “Karena engkau enggan mencium bau anak cucu Adam semisal kamu.” Ketika wajah si ahli ibadah terlihat sedih, setan pun pura-pura merasa kasihan dan memberinya nasihat, “Jika engkau ingin agar Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni kesalahanmu, saya akan memberi nasihat kepadamu agar engkau mencari tikus gunung, lalu engkau gantungkan tikus itu di lehermu seraya beribadah kepada AllahSubhanahu wa Ta’ala sepanjang hidupmu.

Si ahli ibadah yang bodoh ini pun melaksanakan nasihat setan yang sengaja mencari kesempatan ini.Selanjutnya, si ahli ibadah memburu tikus gunung.Dia pun terus-menerus beribadah dengan membawa najis dari enam puluh tahun sampai dia meninggal dunia (semua ibadahnya pun tidak sah).terdapat riwayat bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda mengomentari kisah tersebut, “Suatu masalah ilmiah –atau majelis ilmu- lebih baik daripada beribadah enam puluh tahun.”

Diriwayatkan dari Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniradhiyallahu ‘anhu bahwa pada suatu hari beliau sedang berjalan di tempat lapang, tiba-tiba muncul cahaya terang di ufuk, kemudian dia mendengar suara memanggil, “Wahai Abdul Qadir saya adalah Rabbmu.Sungguh, telah aku halalkan untukmu semua hal-hal yang haram.”Lantas Abdul Qadir berkata, “Enyahlah kau, wahai makhuk terkutuk!”Seketika itu, cahaya tersebut berubah menjadi gelap.Tiba-tiba muncul suara mengatakan, “Wahai Abdul Qadir!Sungguh, engkau telah selamat dariku lantaran pengetahuanmu tentang Rabbmu dan ilmu fikihmu. Sesungguhnya aku telah menyesatkan tujuh puluh orang dari kalangan ahli ibadah senior dengan cara seperti ini. Seandainya tidak karena ilmu, pastilah aku dapat menyesatkanmu seperti mereka.”
Diriwayatkan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam pada suatu hari berdiam di atas gunung. Lantas Iblis mendatanginya dan berkata kepadanya, “Bukanka engkau mengatakan bahwa manusia yang telah dikehendaki mati oleh AllahSubhanahu wa Ta’ala, pastilah dia mati?” Nabi Isa‘alaihissalam menjawab, “Iya.” Iblis bertanya lagi, “Kalau tidak?”Dia menjawab, “Tidak akan mati.”Ketika itu Iblis –laknat Allah atasnya- berkata kepada Nabi Isa‘alaihissalam, “Kalau demikian, lemparkanlah dirimu dari atas gunung. Apabila Allah Subhanahu wa Ta’alamenghendaki engkau mati, amak engkau akan mati. Dan jika Dia tidak menghendaki, maka engkau tidaka kan mati.”Lantas Nabi Isa berkata kepadanya, “Enyahlah kau, wahai makhluk terkutuk!Sesungguhnya Allah-lah yang menguji hamba-Nya.Sedangkan hamba-Nya tidak berhak menguji-Nya.”
Diriwayatkan bahwa Imam Syafi’i pada suatu hari sedang duduk di majelis pengajiannya. Tiba-tiba Iblis –laknat Allah untuknya- ikut duduk di antara murid-murid Imam Syafi’i dalam rupa seorang laki-laki seperti mereka, kemudian dia mengajukan pertanyaan sebagai berikut, “Bagaimana pendapatmu mengenai Dzat yang menciptakanku sesuai kehendak-Nya dan Dia menjadikanku sebagai hamba sesuai kehendak-Nya. Setelah itu, jika Dia berkehendak, Dia memasukanku ke dalam surga.Jika Dia berkehendak, Dia memasukanku ke dalam neraka.Apakah Dia berbuat adil atau berbuat zhalim dalam hal tersebut?” Berkat cahaya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Imam Syafi’i dapat mengenali Iblis, lantas beliau menjawabnya dengan mengatakan, “Hai kamu! Jika Dia menciptakanmu sesuai apa yang engkau kehendaki, maka Dia berbuat zhalim kepadamu. Jika Dia menciptakanmu sesuai apa yang Dia kehendaki, amak Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan-Nya.”
Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki dari kalangan Bani Israil berpuasa selama tujuh puluh tahun.Setiap tahunnya hanya tujuh hari dia tidak berpuasa. Lantas dia memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar diperlihatkan bagaimana setan menggoda manusia. Ketika sampai waktu yang cukup lama dia masih saja tidak melihat hal tersebut, maka dia berkata, “Seandainya saya meneliti kesalahan-kesalahanku dan dosa-dosaku kepada Rabbku niscaya lebih baik dari apa yang saya mohon ini.” Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus malaikat kepadanya, lalu malaikat berkata, “Sesungguhnya AllahSubhanahu wa Ta’ala mengutusku. Dia berkata kepadamu, ‘Sesungguhnya perkataan yang baru saja engkau ucapkan lebih Kucintai dari pada ibadahmu yang telah lalu.Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuka tabir matamu, maka lihatlah!’.”Lalu dia pun dapat melihat.Ternyata bala tentara Iblis mengelilingi bumi.Dengan demikian, tidak ada seorang pun melainkan dikerubuti setan sebagaimana lalat mengerubuti bangkai.Lantas dia berkata, “Wahai Rabbku!Siapakah yang dapat selamat dari hal ini?”Rabb menjawab, “Orang yang mempunyai wara dan lemah lembut.”
Dikatakan bahwa di pagi hari Iblis mengumumkan kepada bala tentaranya di bumi.Ia berkata, “Barangsiapa menyesastkan seorang muslim, maka saya akan memakaikan mahkota kepadanya.” Lalu salah satu dari bala tentara setan berkata kepadanya, “Saya terus-menerus menggoda si fulan sehingga dia menceraikan istrinya.”Iblis berkata, “Ia hampir menikah.” Bala tentara lain lapor, “Saya terus-menerus menggoda si fulan sehingga dia durhaka kepada orang tuanya.” Iblis berkata, “Dia hampir berbakti kepada kedua orang tuanya.” Bala tentara lain lagi berkata, “Saya terus menerus menggoda si fulan sehingga dia berbuat zina.” Iblis berkata, “Bagus kamu.” Bala tentara lain lagi berkata, “Saya terus menerus menggoda si fulan sehingga dia minum arak.” Iblis berkata, “Bagus kamu.” Bala tentara lain lagi berkata, “Saya terus-menerus menggoda si fulan sehingga dia membunuh.” Iblis menjawab, “Bagus, kamu, kamu.”
Dikatakan bahwa setan berkata kepada seorang perempuan, “Kamu adalah separuh dari bala tentaraku. Kamu adalah anak panah yang saya lemparkan yang tidak akan pernah meleset. Kamu adalah tempat rahasiaku.Kamu adalah utusanku untuk memenuhi kebutuhanku.”
Al-Hasan menceritakan bahwa ada sebuah pohon yang disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, lalu seorang laki-laki mendatangi pohon tersebut seraya berkata, “Sungguh, saya akan menebang pohon ini.” Dia datang untuk meneabgn pohon ini dengna penuh amarah murni karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lantas Iblis menemuinya dalam bentuk manusia, lalu dia berkata, “Apa yang engkau inginkan?” Lelaki tersebut menjawab, “Saya ingin menebang pohon yang disembah selain AllahSubhanahu wa Ta’ala.” Iblis berkata, “Jika engkau tidak menyembah pohon ini, maka apakah orang yang menyembahnya mengganggumu?”Dia menjawab, “Sungguh, saya akan menebangnya.”Lalu setan berkata kepadanya, “Apakah kamu mau sesuatu yang lebih baik buatmu, yaitu kamu tidak menebangnya dan setiap hari kamu mau sesuatu yang lebih baik buatmu, yaitu kamu tidak meneabngnya dan setiap hari kamu mendapati dua dinar di bantalmu di pagi hari.”Dia bertanya, “Dari siapa dua dinar tersebut?”Setan menjawab, “Dariku untukmu.”Selanjutnya dia pulang.Dia pun menemukan dua dinar di bantalnya.Setelah itu, keesokan harinya dia tidak menemukan apa-apa di bantalnya, lalu dia bangkit dengan penuh emosi hendak menebang pohon.Lantas setan menjelma dalam bentuk manusia berkata, “Apa yang engkau inginkan?” Dia menjawab, “Saya ingin menebang pohon yang disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Setan berkata, “Kamu bohong.Kamu tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya.”Dia masih tetap pergi untuk menebang pohon, lalu setan membantingnya ke tanah dan mencekiknya sampai hampir mati. Lalu setan dengan penuh emosi murni karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka saya tidak mempunyai kemampuan untuk mengalahkanmu, maka saya menipu kamu dengan dua dinar, lalu aku tidak memberikan lagi. Ketika engkau datang dengan penuh emosi karean dua dinar, maka saya dapat menguasai kamu.”
Diceritakan bahwa Iblis –laknat Allah atasnya- pernah muncul di hadapan Fir’aun dalam bentuk seorang laki-laki ketika Fir’aun sedang di kamar mandi.Namun, Fir’aun tidak mengenalinya.Lantas Iblis berkata kepadanya, “Celaka kamu!Kamu tidak mengenaliku?Padahal engkaulah yang menciptakanku?Bukankah engkau adalah orang yang berkata, ‘Saya adalah Rabb kalian yang Maha Luhur?”
Iblis pernah muncul di hadapan Nabi Sulaiman‘alaihissalam. Lalu Nabi Sulaiman berkata kepadanya, “Perbuatan apakah yang paling kamu sukai dan paling dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, pastilah saya tidak akan menyampaikan kepadamu bahwa saya tidak tahu apa ada sesuatu yang lebih saya sukai dari pada homoseks antara laki-laki dengan laki-laki lain dan lesbian antara perempuan dengan perempuan lain.’
Ada seseorang yang melaknat Iblis setiap hari seribu kali.Pada suatu hari ketika dia sedang tidur, dia didatangi seseorang yang membangunkannya.Dia berkata kepadanya, “Bangunlah, dinding ini akan roboh menimpamu.”Lalu orang tersebut berkata kepadanya, “Siapakah Anda?Kenapa Anda merasa kasihan kepada saya seperti ini?”Ia menjawab, “Saya adalah Iblis.” Dia berkata kepada Iblis, “Bagaimana bisa seperti ini padahal saya melaknatmu setiap hari seribu kali?”Iblis berkata, “Hal ini lantaran saya tahu kedudukan orang-orang yang mati syahid.Makanya, saya khawatir kamu termasuk di antara mereka sehingga engkau memperoleh kedudukan seperti mereka.”
Catatan: orang yang terkena reruntuhan dinding atau mati tergencet di bawah bangunan, maka dia dianggap mati syahid berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Orang-orang yang mati syahid ada lima, yaitu orang-orang yang terkena penyakit pes, orang yang sakit perut, orang yang tenggelam, orang yang tertimpa reruntuhan, dan orang yang mati syahid di jalan AllahSubhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)
Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1

Tahun itu, tamatlah riwayat kekaisaran Persia.Yazdajird, kaisar terakhir Persi wafat di pengasingan, sementara seluruh harta, prajurit dan kerabat istana menjadi tawanan kaum muslimin.Semuanya diangkut ke Madinah al-Munawarah.

Kemenangan kaum muslimin itu menghasilkan tawanan yang berjumlah banyak, dari kalangan terhormat dan belum pernah penduduk Madinah melihat hasil ghanimah sebanyak dan begitu berharga seperti itu.Di antara para tawanan tersebut terdapat pula tiga orang putri kaisar Yazdajird.

Orang-orang memperhatikan para tawanan tersebut dan beberapa saat kemudian sebagian mereka ikut membelinya, sedangkan bayarannya dimasukkan ke baitul maal kaum muslimin.Tidak ada lagi yang tertinggal selain para putri kaisar yang sangat jelita lagi masih belia.

Ketika ditawarkan untuk dijual, mereka semua tertunduk ke bumi merasa hina dan rendah.Air mata meleleh dari kedua pipi mereka.

Ali bin Abi Thalib merasa iba melihatnya dan berharap semoga orang yang akan membeli para putri itu adalah orang yang bisa menghargai martabat mereka dan sanggup memelihara mereka dengan baik, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Kasihanilah para bangsawan yang terhina.”

Dengan segera beliau mendekati Amirul Mukminin Umar bin Khathab dan mengusulkan: “Para putri kaisar itu sebaiknya tidak diperlakukan seperti tawanan lainnya.” Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Engkau benar, tapi bagaimana caranya?”Ali berkata, “Umumkan harga mereka setinggi mungkin, lalu beri mereka kebebasan untuk memilih orang yang bersedia membayarnya.”

Saran Ali disetujui dan segera dilaksanakan oleh Umar. Putri yang pertama memilih Abdullah bin Umar, putri kedua memilih Muhammad bin Abu Bakar, sedangkan ketiga yang dipanggil dengan Syah Zinaan memilih Husein bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, cucu Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam.

Tak lama setelah itu, putri yang ketiga langsung memeluk Islam dan bagus keislamannya.Sehingga dia beruntung dengan agama yang lurus, juga dimerdekakan dan dijadikan istri oleh Husein setelah tadinya berstatus budak. Setelah itu dia tanggalkan segala hal yang berkaitan dengan paganisme (penyembahan berhala) dan mengganti nama “Syah Zinan” yang berarti ratunya para wanita menjadi “Ghazalah.”

Ghazalah amat bahagia menjadi istri dari suami yang paling baik dan paling layak untuk mendapatkan putri raja.Sehingga tiada lagi yang dia cita-citakan selain mendapatkan karunia anak.

Beberapa waktu kemudian, Allah pun memuliakan beliau, tidak lama kemudian beliau dikaruniai seorang anak yang tampan. Beliau memberinya nama Ali, sama dengan nama kakeknya Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.

Hanya saja, kebahagiaan itu tak lama dirasakan Ghazalah.Ia segera memenuhi panggilan Rabb-nya akibat pendarahan terus-menerus sesudah melahirkan. Sehingga tidak ada kesempata bagi beliau untuk bersenang-senang dengan anaknya.

Kini, anak tersebut dirawat oleh seorang budak wanita.Dia dicintai seperti darah dagingnya sendiri, dipelihara lebih baik daripada anaknya sendiri. Maka si kecil itu tumbuh tanpa mengenal ibu lain selain budak wanita itu.

Menginjak usia remaja, Ali bin Husein sangat tekun dan antusias menuntut ilmu. Madrasah pertama beliau adalah rumahnya sendiri, rumah yang paling mulia dan gurunya pun ayahandanya sendiri.Madrasah yang kedua adalah Masjid Nabawi asy-Syarif yang ramai dikunjungi sisa-sisa shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan generasi pertama tabi’in.

Mereka begitu bersemangat mendidik para putra shahabat utama. Mengajari Kitabullah, fiqih, serta riwayat hadis-hadis nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sesuai dengan target dan obyek yang ditujunya. Juga menceritakan tentang perjalanan dan perjuangan Rasulullah, tentang syair-syair Arab dan keindahannya.

Mengisi hati mereka dengan kecintaan, takut, dan ketakwaan kepada AllahSubhanahu wa Ta’ala. Dan akhirnya mereka berhasil menjadi ulama yang mau beramal dan menjadi pembimbing bagi orang-orang yang mendapat petunjuk.

Hanya saja hati Ali bin Husein tidaklah terkait kepada sesuatu melebihi keterpautan hatinya terhadap Kitabullah. Tak ada hal lain yang lebih dikagumi sekaligus ditakuti daripada kalimat-kalimat, janji dan ancaman yang ada di dalamnya.

Jika ayat yang beliau baca menyebut-nyebut tentang surga, serasa terbang kerinduan beliau terhadapnya. Bila membaca ayat-ayat tentang neraka, gentar gemetar seakan melihat dan merasakan panas api di tubuhnya.

Memasuki usia dewasa, dia tumbuh menjadi seorang pemuda yang kaya ilmu dan ketaqwaan. Penduduk Madinah mendapatinya sebagai pemuda Bani Hasyim yang patut diteladani ibadah dan ketaqwaannya, terhormat, luas pengetahuan, dan ilmunya, mencapai puncak ibadah dan takwanya.Sampai-sampai setiap kali selesai wudhu terlihat wajahnya pucat pasi seperti orang ketakutan.Bila ditanya tentang hal itu beliau menjawab, “Duhai celaka, tidakkah kalian tahu, kepada siapa aku akan menghadap dan siapa yang akan aku ajak berbicara?”

Melihat kepribadian beliau tersebut, kaumnya memberikan julukan “Zainul Abidin” (Hiasan para ahli ibadah) dan julukan ini justru lebih dikenal daripada nama aslinya. Selain itu, karena sujud yang sangat lama, penduduk Madinah juga menyebutnya sebagai “as-Sajjad.”Dan karena jiwanya yang bersih, dijuluki pula dengan “Az-Zakiy.”

Zainul Abidin yakin bahwa sumsum ibadah adalah doa. Beliau sendiri paling gemar berdoa di tirai Ka’bah dengan doanya, “Wahai Rabb-ku, Engkau menjadikan aku merasakan rahmat-Mu kepadaku seperti yang kurasakan dan Engkau berikan nikmat kepadaku sebagaimana yang Engkau anugerahkan, sehingga aku berdoa dalam ketenangan tanpa rasa takut dan meminta sesuka hatiku tanpa malu dan ragu. Wahai Rabb-ku, aku berwasilah kepada-Mu dengan wasilah seorang hamba lemah yang sangat membutuhkan rahmat dan kekuatan-Mu demi melaksanakan kewajiban dan menunaikan hak-Mu. Maka terimalah doaku, doa orang yang lemah, asing dan tak ada yang mampu menolong kecuali Engkau semata, wahai Akramal Akramin…”
hawus bin Kaisan pernah melihat Zainul Abidin berdiri di bawah bayang-bayang Baitul Atiq (ka’bah), gelagapan seperti orang tenggelam, menangis seperti ratapan seorang penderita sakit dan berdoa terus-menerus seperti orang yang sedang terdesak kebutuhan yang sangat. Setelah Zainul Abidin selesai berdoa, Thawus bin Kaisan mendekat dan berkata,

Thawus: “Wahai cicit Rasulullah, kulihat Anda dalam keadaan demikian padahal Anda memiliki tiga keutamaan yang saya mengira bisa mengamankan Anda dari rasa takut.”
Zainul Abidin: “Apakah itu wahai Thawus?”
Thawus: “Pertama, Anda adalah keturunan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam. Kedua, Anda akan mendapatkan syafaat dari kakek Anda dan ketiga, rahmat Allah bagi Anda.”
Zainul Abidin: “Wahai Thawus, garis keturunanku dari Rasulullah tidak menjamin keamananku setelah kudengar firman Allah:
“...kemudian ditiup lagi sangkakala, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka hari itu…” (QS. Al-Kahfi: 99)
Adapun tentang syafaat kakekku, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menurunkan firman-Nya:
“Mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah.” (QS. Al-Anbiya: 28)
Sedangkan mengenai rahmat Allah, lihatlah firman-Nya:
“Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf: 56)
Takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki, ketakwaan Zainul Abidin benar-benar tak terlampaui orang lain. Kebijakannya, kedermawanannya dan sifat sebenarnya.Tak heran bila kisah hidupnya senantiasa menyemarakkan buku-buku sejarah dan mengharumkan lembar-lembarnya dengan keluhuran budinya. Di antaranya adalah riwayat dari Hasan bin Hasan:
Pernah terjadi perselisihan antara aku dengan putra pamanku, Zainul Abidin.Kudatangi dia tatkala berada di masjid bersama shahabat-shahabatnya.Aku memakinya habis-habisan, tapi dia hanya diam membisu sampai aku pulang.Malam harinya ada orang mengetuk pintu rumahku.Aku membukanya untuk melihat siapa gerangan yang datang.Ternyata Zainul Abidin. Tak aku sangsikan lagi, dia pasti akan membalas perlakuanku tadi siang. Namun ternyata dia hanya bicara, “Wahai saudaraku, bila apa yang Anda katakan tadi benar, semoga AllahSubhanahu wa Ta’ala mengampuniku. Dan jika yang Anda katakan tidak benar, semoga Dia mengampunimu…” Kemudian beliau berlalu setelah mengucapkan salam.
Merasa bersalah, aku mengejarnya dan berkata, “Sungguh, aku tak akan mengulangi kata-kata yang tidak  Anda sukai.” Beliau berkata, “Saya telah memaafkan Anda.”
Kisah lain diceritakan oleh seorang pemuda Madinah meriwayatkan, “Ketika melihat Zainul Abidin keluar dari masjid, aku mengikutinya dan langsung memakinya. Ternyata hal itu membuat orang-orang marah.Mereka berkerumun hendak mengeroyok aku.Seandainya mereka benar-benar melakukannya, pastilah aku babak belur.Untunglah ketika itu Zainul Abidin berkata, “Biarkanlah orang ini.”Maka merekapun membiarkan diriku.

Melihat aku gemetar ketakutan, dia menatap dengan wajah bershahabat dan menenteramkan hati, lalu berkata, “Engkau telah mencelaku sejauh yang kamu ketahui, padahal apa yang tidak Anda ketahui lebih besar lagi.Adakah Anda memiliki keperluan sehingga saya bisa membantu Anda?”
Aku menjadi malu sekali dan tak bisa berkata apa-apa.Begitu melihat gelagatku, beliau memberikan baju dan uang seribu dirham.Sejak itu setiap kali melihatnya aku berkata, “Saya bersaksi bahwa Anda memang benar-benar keturunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Kisah berikutnya dituturkan oleh pembantunya sendiri, “Aku adalah pembantu Ali bin Husein. Suatu kali aku disuruh memenuhi salah satu kebutuhannya, tapi aku terlambat melakukannya.Begitu aku datang langsung dicambuk olehnya.

Aku menangis bercampur marah sebab dia tak pernah mencambuk siapapun sebelum itu. Aku berkata, “Allah… Allah… Wahai Ali bin Husein, mengapa tatkala Anda menyuruhku memenuhi keperluanmu, namun setelah kupenuhi Anda justru memukulku?”

Beliau terkejut lalu menangis mendengar kata-kataku.Lalu berkata, “Pergilah ke Masjid Nabawi, shalatlah dua rakaat kemudian berdoalah, ‘Ya Allah, ampunilah Ali bin Husein.”Bila engkau mau melakukannya, engkau akan aku merdekakan.”Aku mengikuti kata-katanya.Aku shalat dan berdoa seperti yang dimintanya.Ketika kembali ke rumahnya, diriku telah menjadi orang yang bebas merdeka.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan karunia kekayaan yang melimpah kepada Zainul Abidin. Perdagangannya selalu untung dan tanah pertaniannya subur, dikelola para budaknya.Makin hari makin maju perdagangan dan pertaniannya semakin bertambah banyak hartanya.

Akan tetapi Zainul Abidin tidak bersenang-senang dengan kekayaannya itu.Sikapnya tidak berubah.Kekayaannya dimanfaatkan untuk membangun jalan kebaikan menuju akhirat.Begitulah, kekayaan menjadi indah di tangan hamba yang shalih.Di antara amal shalih yang beliau sukai adalah bersedekah dengan sembunyi-sembunyi.

Di saat malam mulai gelap, beliau memikul sekarung tepung di punggungnya, keluar menembus kegelapan malam ketika orang-orang tidur nyenyak.Beliau berkeliling ke rumah para fakir miskin yang tak suka menadahkan tangannya.

Tidak heran jika banyak orang miskin Madinah yang hidup tanpa mengetahui dari mana jatuhnya rezeki untuk mereka itu. Setelah Ali bin Husein wafat dan mereka tak lagi menerima rezeki-rezeki itu, barulah mereka menyadari siapakah gerangan manusia dermawan itu.
Sewaktu jenazah Zainul Abidin dimandikan, terlihat ada bekas hitam di punggungnya, sehingga bertanyalah mereka yang memandikannya: “Bekas apa ini?” di antara yang hadir menjawab, “Itu adalah bekas karung-karung tepung yang selalu dipikulnya ke seratus rumah di Madinah ini.” Setelah wafatnya Zainul Abidin, terputus sudah bantuan bagi fakir miskin itu.
Pembebasan budak secara besar-besaran yang dilakukan Zainul Abidin disebarkan oleh para perantau ke timur dan barat.Tingkah lakunya seakan seperti dongeng yang direkayasa dan banyaknya melebihi hitungan orang yang membilangnya.
Zainul Abidin biasa memerdekaakn budak yang bekerja dengan baik sebagai imbalan untuk mereka.Beliau juga membebaskan budak yang terlanjur dipukul atau dianiaya sebagai tebusan.Diriwyatkan bahwa dia telah memerdekakan seribu orang budak dan tak pernah memakai tenaga seorang budak lebih dari satu tahun.Kebanyakan dari mereka dimerdekakan pada malam ‘iedul Fithri, malam yang penuh berkah. Dimintanya mereka menghadap ke kiblat dan berdoa: “Ya Allah, ampunilah Ali bin Husein,” sebelum mereka pergi, beliau memberinya bekal dua kali lipat untuk berlebaran agar mereka merasakan kebahagiaan yang berlipat.
Beliau dicintai dan dihromati oleh segenap penduduk Madinah.Bila beliau berjalan menuju masjid atau kembali darinya, orang-orang selalu memperhatikannya dari tepi-tepi jalan.
Pernah Hisyam bin Abdul Malik yang sedang menjabat sebagai Amirul Mukminin datang ke Mekah untuk berhaji. Ketika beliau thawaf dan hendak mencium Hajar Aswad, para pengawal memerintahkan orang-orang supaya melapangkan jalan untuknya. Namun mereka tak mau minggir dan tak menghiraukan rombongan Amirul Mukminin, karena itu adalah rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan semua manusia adalah hamba-Nya.
Sementara itu dari kejauhan terdengar suara tahlil (laa ilaaha illallah) dan takbir, di tengah-tengah kerumunan terlihat seseorang berperawakan kecil, wajahnya bercahaya, nampak tenang, dan berwibawa.Dia mengenakan kain dan jubah, di dahinya tampak bekas sujud.Orang-orang berdiri berjajar, menyambut dengan pandangan penuh cinta dan kerinduan.Dia terus berjalan menuju Hajar Aswad kemudian menciumnya.
Seorang pengawalnya menoleh ke arah Hisyam: “Siapa orang yang dihormati sedemikian rupa oleh rakyat itu?” Hisyam berkata, “Aku tidak tahu.”Kebetulan di dekat situ hadir Farazdak, lalu dia berkata, “Barangkali Hisyam tidak kenal, tapi saya mengenalnya. Beliau adalah Ali bin Husein.” Selanjutnya dia bersyair:
Orang ini, bebatuan yang diinjaknya pun mengetahuinya

Tanah Haram dan Baitullah pun mengenalnya
Dialah putra terbaik di antara hamba Allah seluruhnya
Berjiwa takwa, suci, bersih, dan luasnya ilmunya
Dialah cucu Fathimah jika Anda belum mengenalnya
Cicit dari orang yang mana Allah menutup para Nabi dengannya
Pertanyaanmu “siapa dia” tak mengurangi ketenarannya
Orang Arab dan Ajam mengenal, meski kau tak mengenalnya
Kedua tangannya laksana hujan yang semua memanfaatkannya
Manusia membutuhkan uluran tangannya
Tak ada yang dikecewakan olehnya
Tiada pernah berkata “tidak” selain dalam tasyahudnya
Kalaulah bukan karena syahadah, niscaya hanya ada kata “ya”
Menyebarkan kebaikan di tengah manusia
Sirnalah kezhaliman, miskin, dan papa
Jika orang Quraisy melihatnya pastilah berkata:
Sampai setinggi itukah kemuliaannya?
Tertunduk mata karena malu kepadanya
Merasa kerdil melihat kehebatannya
Tak pernah lupa tersenyum tatkala berkata-kata
Di tangannya tergenggam tongkat yang harum aromanya
Dari tangan manusia cerdas hidung mencium bau wanginya
Keturunan Rasulullah dia asalnya

Alangkah mulia asalnya, akhlaknya, dan juga perangainya
Semoga Allah meridhai cicit dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini dan beliau pun ridha. Sungguh beliau adalah potret manusia yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala baik tatkala sendiri maupun dalam keramaian, memenuhi jiwanya dengan ketakutan terhadap siksa Allah dan harapan akan limpahan pahala-Nya.

Sumber: 
Mereka adalah Para Tabi’in, 
Dr. Abdurrahman Ra’at Basya, 
At-Tibyan, Cetakan VIII, 2009

  Bismillahir Rahmanir Rahim.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Di bawah ini merupakan salah satu  dari Hadist Nabi Muhammad Shallahu 'Alaihi Wasallam yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Yaitu ada enam golongan manusia yang di kutuk oleh Allah SWT dan para nabi yang lain :

1. Orang yang menambah isi kitab Allah, yaitu orang yang memasukkan sesuatu yang tidak ada dalam Al-Qur'an dan menakwilkannya dengan sesuatu yang tidak benar.

2. Orang yang mendustakan ketentuan (Qadar) Allah.

3. Penguasa yang bertindak sewenang-wenang, bertindak sombong dan kejam.

4. Orang yang menghalalkan apa yang telah di haramkan oleh Allah.

5. Orang yang melakukan perbuatan terlarang terhadap keturunan dan kerabat Rasulullah SAW, yaitu orang yang berlaku maksiat, mendurhakai dan mendzalimi keturunan dan kerabat Rasulullah.

6. Orang yang berpaling dari sunnah Rasulullah SAW

Semoga kita semua terhindar dari enam sifat di atas agar kita terhindar dari laknat-nya Allah dan para Nabi. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.



Sumber : Kitab Nashaihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al Bantani


Lakunya naga tahun, dipakai bagi orang yang akan bepergian penting, mencari rizki, memindahkan rumah dll. Dalam naga tahun ini banyak sangsi-sangsi yang harus dimengerti (tidak sampai mendatangi ke arah tempatnya) jika sampai terjadi maka maka berakibat membahayakan.
  Adapun naga tahun berada tetap dalam masa 3 bulan, kemudian beralih tempatnya. Inilah lakunya naga tahu.



NO


NAMA BULAN

T E M P A T

1.


ZULHIJAH, MUHARAM, DAN SAFAR


DI SEBELAH UTARA

2.


RABI’UL AWAL, RABI’UL AKHIR, DAN JUMADIL AWAL


DI SEBELAH TIMUR


3.


JUMADI AKHIR, RAJAB, DAN RUWAH


DI SEBELAH SELATAN


4.


RAMADHON, SYAWAL DAN DZULQA’ DOH


DI SEBELAH BARAT



1.    Pernikahan pada bulan Suro : Alamat keluarga kedua mempelai itu ada yang meninggal sering kecurian oleh sebab itu mendapat kesusahan bila melangsungkan pernikahan anak pada bulan ini tidak baik, kalau tidak suami istri berumur pendek, kehidupam mereka senantiasa dalam kesukaran oelh macam-macam kesukaran dan halangan. Segala apa yang dimiliki ada barang panas, jarang bisa awet, dapatnya gampang, tetapi hilangnya  lebih mudah lagi, jadi keputusannya : sebaiknya jangan mengawinkan anak pada bulan ini. 

2.    Pernikahan pada bulan Safar : Keluarga mempelai banyak hutang dan penganten baru baru akan menderita dalam  berumah tangga, sekalipun telah berusaha semaksimal mungkin tetapi hasilnya nol. Oleh karena itu jangan melangsungkan pernikahan pada bulan ini.

3.    Pernikahan pada bulan Rabi’ul awal : berakibat tidak baik atau salah satunya ada yang meninggal atau diganggu penyakit, sekalipun telah berusaha semaksimal mungkiin dan megeluarkan modal banyak, tetapi hasilnya kosong, bahkan salah satunya tiba-tiba kena pangaruh jahat, sehingga rumah tangga jadi kalut hawanya selalau panas. Oleh karena itu tidak baik dan jarang orang melangsungkan pernikahan pada bulan ini.

4.    Pernikahan pada bulan Rabi’ul akhir : Banyak orang yang memfitnah dan rintangan, berakibat pindah-pindah tempat sekalipun demikian tetap di mana mereka berdua bertempat tinggal di sana orang memfitnahnya, mereka sering diancam mara bahaya karena tidak mampu membendung fitnah orang-orang yang jahat. Oleh karena itu tidak baik dan jarang orang melangsungkan pernikahan pada bulan ini.

5.    Pernikahan pada bulan Jumadil awal : Sering didatangi pencuri dan banyak musuh, karena panas hati kepada mereka berdua, banyak orang yang sengaja menghalangi mereka, siang malam fikiranya tidak tenang sering bangun terkejut, karena diganggu pencuri atau  penajahat dari jauh dan dekat, bahkan di siang hari penjahatnya dapat dikenal orangnya, segala yang dimiliki tidak bisa bertahan lama. Oleh karena itu jangan melangsungkan pernikahan pada bulan ini.

6.    Pernikahan pada bulan Jumadil akhir : Mereka berdua selalu memperolah kebaikan dan kebahagian, sekalipun mereka suatu waktu menderita susah atau menyesal, tetapi lekas dapat di atasi, mereka berdua mudah beruntung, nerima (merasa puas) dengan apa adanya. Jalan berbakti kepada Tuhan akan dapat mereka temukan, tetapi ada naasnya dalam bulan-bulandiantaranya pada tanggal : 13,16,17,20,26,27, dan 28. oleh karena itu/hari naas itu peril diingat-ingat sekalipun pernikahan pada bulan ini tergolong baik.

7.    Pernikahan pada bulan Rajab : Mendapat keselamatan dan beruntung, penghidupan mereka baik sekalipun tidak kaya, banyak berkah Tuhan, akan ketemu jalan berdangan asal kerja rajin akan mendapat untung yang mengembirakan. Keuntungan dari berdagang akan menjadikan mereka berdua bahagia, tetapi keuntungan itu sudah takdir tidak untuk dirinya sendiri saja. Melangsungkan pernikahan pada bulan ini baik, tetapi ada hari-hari naas yang tidak boleh dilanggar yaitu : tanggal 1.6.11,12,13,14 dan 15.   

8.    Pernikahan pada bulan Ruwah : Mereka banyak memperoleh rizki, selamat dan keuntungan. Ada hal yang perlu diingat yaitu pada suatu ketika tidak lagi menghargai keuntungan kecil, entak lima rupiah atau nasi sepincuk. Hal ini harus diingat dan jaga benar-benar jangan sampai terjadi atau dilanggar, karena sekalipun nikmat kecil orang harus pandai bersukur kalau tidak berakibat jelek, bahkan tidak menututup kemungkuinan akan mengalami krisis rizki, oleh Karena itu sekalipun melangsungkan pernikahan pada bulan ini baik, tetapi ada hari naas yang tidak boleh dilanggar yaitu pada tanggal 6,7,8,11,18, dan 27.



9.    Pernikahan pada bulan Puasa : Mereka berdua selalu diliputi kesusahan, penghidupannya tidak tetap, kesukaran terus menurus tiada habisnya. Bahkan salah satunya ada yang meninggal. Bulan ini adalah saat orang banyak memusatkan fikiran-fikiran suci, karenanya melangsungka pernikahan pada bulan ini tidak baik, apalagi jika tepat pada naasnya yaitu : pada tanggal 2,3,27,28dan 29.

10.     Pernikahan pada bulan Sawal : Melarat terus, banyak hutang, orang tua berbuat dosa pada anaknya sendiri, siang malam rumah tangga tidak bisa tentram, sehingga merasakan bosan hidup. Oleh karena itu sangat tidak baik melangsungkan pernikahan pada bulan ini.

11.     Pernikahan pada bulan Hapit/Selo : Mudah bercerai, banyak musuh selalu bersengketa, dalam pergaulan banyak orang benci kepada mereka berdua, sekalipun pada lahirnya mereka baik, penghidupan sering kacau karena ribut dengan orang lain. Rumah tangga kacau karena terganggu penggaruh dari luar. Penghidupan mereka sangat pahit, sering bertengkar, sehingga suami istri bosan hidup berumah tangga ingin bercerai, dalam hal ini tergantung kepada budi pekerti mereka masing-masing, apakah dapat menolak bahaya-bahay ini ataukah tidak, karena bulan ini sangat jahat untuk melangsungkan pernikahan.

12.     Pernikahan pada bulan Besar/Haji : Beruntung, bahagia dan menggembirakan, karena banyak rizkinya, tali pernikahaan menjadi sangat kuat  karena saling menyinta dan akan selamat mendapat perlindungsan Tuhan. Bulan inilah yang paling baik untuk melangsungkan pernikahan, tetapi perlu diingat ada juga hari-hari naasnya yaitu tanggal : 2,3,4,5,12,15,22,25,27.

    Demikianlah, Allah Maha Mengetahui dan Maha Besar


Tahun itu, tamatlah riwayat kekaisaran Persia.Yazdajird, kaisar terakhir Persi wafat di pengasingan, sementara seluruh harta, prajurit dan kerabat istana menjadi tawanan kaum muslimin.Semuanya diangkut ke Madinah al-Munawarah.

Kemenangan kaum muslimin itu menghasilkan tawanan yang berjumlah banyak, dari kalangan terhormat dan belum pernah penduduk Madinah melihat hasil ghanimah sebanyak dan begitu berharga seperti itu.Di antara para tawanan tersebut terdapat pula tiga orang putri kaisar Yazdajird.
Orang-orang memperhatikan para tawanan tersebut dan beberapa saat kemudian sebagian mereka ikut membelinya, sedangkan bayarannya dimasukkan ke baitul maal kaum muslimin.Tidak ada lagi yang tertinggal selain para putri kaisar yang sangat jelita lagi masih belia.
Ketika ditawarkan untuk dijual, mereka semua tertunduk ke bumi merasa hina dan rendah.Air mata meleleh dari kedua pipi mereka.
Ali bin Abi Thalib merasa iba melihatnya dan berharap semoga orang yang akan membeli para putri itu adalah orang yang bisa menghargai martabat mereka dan sanggup memelihara mereka dengan baik, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Kasihanilah para bangsawan yang terhina.
Dengan segera beliau mendekati Amirul Mukminin Umar bin Khathab dan mengusulkan: “Para putri kaisar itu sebaiknya tidak diperlakukan seperti tawanan lainnya.” Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Engkau benar, tapi bagaimana caranya?”Ali berkata, “Umumkan harga mereka setinggi mungkin, lalu beri mereka kebebasan untuk memilih orang yang bersedia membayarnya.”
Saran Ali disetujui dan segera dilaksanakan oleh Umar. Putri yang pertama memilih Abdullah bin Umar, putri kedua memilih Muhammad bin Abu Bakar, sedangkan ketiga yang dipanggil dengan Syah Zinaan memilih Husein bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, cucu Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tak lama setelah itu, putri yang ketiga langsung memeluk Islam dan bagus keislamannya.Sehingga dia beruntung dengan agama yang lurus, juga dimerdekakan dan dijadikan istri oleh Husein setelah tadinya berstatus budak. Setelah itu dia tanggalkan segala hal yang berkaitan dengan paganisme (penyembahan berhala) dan mengganti nama “Syah Zinan” yang berarti ratunya para wanita menjadi “Ghazalah.”
Ghazalah amat bahagia menjadi istri dari suami yang paling baik dan paling layak untuk mendapatkan putri raja.Sehingga tiada lagi yang dia cita-citakan selain mendapatkan karunia anak.
Beberapa waktu kemudian, Allah pun memuliakan beliau, tidak lama kemudian beliau dikaruniai seorang anak yang tampan. Beliau memberinya nama Ali, sama dengan nama kakeknya Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Hanya saja, kebahagiaan itu tak lama dirasakan Ghazalah.Ia segera memenuhi panggilan Rabb-nya akibat pendarahan terus-menerus sesudah melahirkan. Sehingga tidak ada kesempata bagi beliau untuk bersenang-senang dengan anaknya.
Kini, anak tersebut dirawat oleh seorang budak wanita.Dia dicintai seperti darah dagingnya sendiri, dipelihara lebih baik daripada anaknya sendiri. Maka si kecil itu tumbuh tanpa mengenal ibu lain selain budak wanita itu.
Menginjak usia remaja, Ali bin Husein sangat tekun dan antusias menuntut ilmu. Madrasah pertama beliau adalah rumahnya sendiri, rumah yang paling mulia dan gurunya pun ayahandanya sendiri.Madrasah yang kedua adalah Masjid Nabawi asy-Syarif yang ramai dikunjungi sisa-sisa shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan generasi pertama tabi’in.
Mereka begitu bersemangat mendidik para putra shahabat utama. Mengajari Kitabullah, fiqih, serta riwayat hadis-hadis nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sesuai dengan target dan obyek yang ditujunya. Juga menceritakan tentang perjalanan dan perjuangan Rasulullah, tentang syair-syair Arab dan keindahannya. Mengisi hati mereka dengan kecintaan, takut, dan ketakwaan kepada AllahSubhanahu wa Ta’ala. Dan akhirnya mereka berhasil menjadi ulama yang mau beramal dan menjadi pembimbing bagi orang-orang yang mendapat petunjuk.
Hanya saja hati Ali bin Husein tidaklah terkait kepada sesuatu melebihi keterpautan hatinya terhadap Kitabullah. Tak ada hal lain yang lebih dikagumi sekaligus ditakuti daripada kalimat-kalimat, janji dan ancaman yang ada di dalamnya.
Jika ayat yang beliau baca menyebut-nyebut tentang surga, serasa terbang kerinduan beliau terhadapnya. Bila membaca ayat-ayat tentang neraka, gentar gemetar seakan melihat dan merasakan panas api di tubuhnya.
Memasuki usia dewasa, dia tumbuh menjadi seorang pemuda yang kaya ilmu dan ketaqwaan. Penduduk Madinah mendapatinya sebagai pemuda Bani Hasyim yang patut diteladani ibadah dan ketaqwaannya, terhormat, luas pengetahuan, dan ilmunya, mencapai puncak ibadah dan takwanya.Sampai-sampai setiap kali selesai wudhu terlihat wajahnya pucat pasi seperti orang ketakutan.Bila ditanya tentang hal itu beliau menjawab, “Duhai celaka, tidakkah kalian tahu, kepada siapa aku akan menghadap dan siapa yang akan aku ajak berbicara?”
Melihat kepribadian beliau tersebut, kaumnya memberikan julukan “Zainul Abidin” (Hiasan para ahli ibadah) dan julukan ini justru lebih dikenal daripada nama aslinya. Selain itu, karena sujud yang sangat lama, penduduk Madinah juga menyebutnya sebagai “as-Sajjad.”Dan karena jiwanya yang bersih, dijuluki pula dengan “Az-Zakiy.”
Zainul Abidin yakin bahwa sumsum ibadah adalah doa. Beliau sendiri paling gemar berdoa di tirai Ka’bah dengan doanya, “Wahai Rabb-ku, Engkau menjadikan aku merasakan rahmat-Mu kepadaku seperti yang kurasakan dan Engkau berikan nikmat kepadaku sebagaimana yang Engkau anugerahkan, sehingga aku berdoa dalam ketenangan tanpa rasa takut dan meminta sesuka hatiku tanpa malu dan ragu. Wahai Rabb-ku, aku berwasilah kepada-Mu dengan wasilah seorang hamba lemah yang sangat membutuhkan rahmat dan kekuatan-Mu demi melaksanakan kewajiban dan menunaikan hak-Mu. Maka terimalah doaku, doa orang yang lemah, asing dan tak ada yang mampu menolong kecuali Engkau semata, wahai Akramal Akramin…”
Thawus bin Kaisan pernah melihat Zainul Abidin berdiri di bawah bayang-bayang Baitul Atiq (ka’bah), gelagapan seperti orang tenggelam, menangis seperti ratapan seorang penderita sakit dan berdoa terus-menerus seperti orang yang sedang terdesak kebutuhan yang sangat. Setelah Zainul Abidin selesai berdoa, Thawus bin Kaisan mendekat dan berkata,
Thawus: “Wahai cicit Rasulullah, kulihat Anda dalam keadaan demikian padahal Anda memiliki tiga keutamaan yang saya mengira bisa mengamankan Anda dari rasa takut.”
Zainul Abidin: “Apakah itu wahai Thawus?”
Thawus: “Pertama, Anda adalah keturunan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam. Kedua, Anda akan mendapatkan syafaat dari kakek Anda dan ketiga, rahmat Allah bagi Anda.”
Zainul Abidin: “Wahai Thawus, garis keturunanku dari Rasulullah tidak menjamin keamananku setelah kudengar firman Allah:
...kemudian ditiup lagi sangkakala, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka hari itu…” (QS. Al-Kahfi: 99)
Adapun tentang syafaat kakekku, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menurunkan firman-Nya:
Mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah.” (QS. Al-Anbiya: 28)
Sedangkan mengenai rahmat Allah, lihatlah firman-Nya:
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf: 56)
Takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki, ketakwaan Zainul Abidin benar-benar tak terlampaui orang lain. Kebijakannya, kedermawanannya dan sifat sebenarnya.Tak heran bila kisah hidupnya senantiasa menyemarakkan buku-buku sejarah dan mengharumkan lembar-lembarnya dengan keluhuran budinya. Di antaranya adalah riwayat dari Hasan bin Hasan:
Pernah terjadi perselisihan antara aku dengan putra pamanku, Zainul Abidin.Kudatangi dia tatkala berada di masjid bersama shahabat-shahabatnya.Aku memakinya habis-habisan, tapi dia hanya diam membisu sampai aku pulang.Malam harinya ada orang mengetuk pintu rumahku.Aku membukanya untuk melihat siapa gerangan yang datang.Ternyata Zainul Abidin. Tak aku sangsikan lagi, dia pasti akan membalas perlakuanku tadi siang. Namun ternyata dia hanya bicara, “Wahai saudaraku, bila apa yang Anda katakan tadi benar, semoga AllahSubhanahu wa Ta’ala mengampuniku. Dan jika yang Anda katakan tidak benar, semoga Dia mengampunimu…” Kemudian beliau berlalu setelah mengucapkan salam.
Merasa bersalah, aku mengejarnya dan berkata, “Sungguh, aku tak akan mengulangi kata-kata yang tidak  Anda sukai.” Beliau berkata, “Saya telah memaafkan Anda.”
Kisah lain diceritakan oleh seorang pemuda Madinah meriwayatkan, “Ketika melihat Zainul Abidin keluar dari masjid, aku mengikutinya dan langsung memakinya. Ternyata hal itu membuat orang-orang marah.Mereka berkerumun hendak mengeroyok aku.Seandainya mereka benar-benar melakukannya, pastilah aku babak belur.Untunglah ketika itu Zainul Abidin berkata, “Biarkanlah orang ini.”Maka merekapun membiarkan diriku.
Melihat aku gemetar ketakutan, dia menatap dengan wajah bershahabat dan menenteramkan hati, lalu berkata, “Engkau telah mencelaku sejauh yang kamu ketahui, padahal apa yang tidak Anda ketahui lebih besar lagi.Adakah Anda memiliki keperluan sehingga saya bisa membantu Anda?”
Aku menjadi malu sekali dan tak bisa berkata apa-apa.Begitu melihat gelagatku, beliau memberikan baju dan uang seribu dirham.Sejak itu setiap kali melihatnya aku berkata, “Saya bersaksi bahwa Anda memang benar-benar keturunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Kisah berikutnya dituturkan oleh pembantunya sendiri, “Aku adalah pembantu Ali bin Husein. Suatu kali aku disuruh memenuhi salah satu kebutuhannya, tapi aku terlambat melakukannya.Begitu aku datang langsung dicambuk olehnya.
Aku menangis bercampur marah sebab dia tak pernah mencambuk siapapun sebelum itu. Aku berkata, “Allah… Allah… Wahai Ali bin Husein, mengapa tatkala Anda menyuruhku memenuhi keperluanmu, namun setelah kupenuhi Anda justru memukulku?”
Beliau terkejut lalu menangis mendengar kata-kataku.Lalu berkata, “Pergilah ke Masjid Nabawi, shalatlah dua rakaat kemudian berdoalah, ‘Ya Allah, ampunilah Ali bin Husein.”Bila engkau mau melakukannya, engkau akan aku merdekakan.”Aku mengikuti kata-katanya.Aku shalat dan berdoa seperti yang dimintanya.Ketika kembali ke rumahnya, diriku telah menjadi orang yang bebas merdeka.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan karunia kekayaan yang melimpah kepada Zainul Abidin. Perdagangannya selalu untung dan tanah pertaniannya subur, dikelola para budaknya.Makin hari makin maju perdagangan dan pertaniannya semakin bertambah banyak hartanya.
Akan tetapi Zainul Abidin tidak bersenang-senang dengan kekayaannya itu.Sikapnya tidak berubah.Kekayaannya dimanfaatkan untuk membangun jalan kebaikan menuju akhirat.Begitulah, kekayaan menjadi indah di tangan hamba yang shalih.Di antara amal shalih yang beliau sukai adalah bersedekah dengan sembunyi-sembunyi.
Di saat malam mulai gelap, beliau memikul sekarung tepung di punggungnya, keluar menembus kegelapan malam ketika orang-orang tidur nyenyak.Beliau berkeliling ke rumah para fakir miskin yang tak suka menadahkan tangannya.
Tidak heran jika banyak orang miskin Madinah yang hidup tanpa mengetahui dari mana jatuhnya rezeki untuk mereka itu. Setelah Ali bin Husein wafat dan mereka tak lagi menerima rezeki-rezeki itu, barulah mereka menyadari siapakah gerangan manusia dermawan itu.
Sewaktu jenazah Zainul Abidin dimandikan, terlihat ada bekas hitam di punggungnya, sehingga bertanyalah mereka yang memandikannya: “Bekas apa ini?” di antara yang hadir menjawab, “Itu adalah bekas karung-karung tepung yang selalu dipikulnya ke seratus rumah di Madinah ini.” Setelah wafatnya Zainul Abidin, terputus sudah bantuan bagi fakir miskin itu.
Pembebasan budak secara besar-besaran yang dilakukan Zainul Abidin disebarkan oleh para perantau ke timur dan barat.Tingkah lakunya seakan seperti dongeng yang direkayasa dan banyaknya melebihi hitungan orang yang membilangnya.
Zainul Abidin biasa memerdekaakn budak yang bekerja dengan baik sebagai imbalan untuk mereka.Beliau juga membebaskan budak yang terlanjur dipukul atau dianiaya sebagai tebusan.Diriwyatkan bahwa dia telah memerdekakan seribu orang budak dan tak pernah memakai tenaga seorang budak lebih dari satu tahun.Kebanyakan dari mereka dimerdekakan pada malam ‘iedul Fithri, malam yang penuh berkah. Dimintanya mereka menghadap ke kiblat dan berdoa: “Ya Allah, ampunilah Ali bin Husein,” sebelum mereka pergi, beliau memberinya bekal dua kali lipat untuk berlebaran agar mereka merasakan kebahagiaan yang berlipat.
Beliau dicintai dan dihromati oleh segenap penduduk Madinah.Bila beliau berjalan menuju masjid atau kembali darinya, orang-orang selalu memperhatikannya dari tepi-tepi jalan.
Pernah Hisyam bin Abdul Malik yang sedang menjabat sebagai Amirul Mukminin datang ke Mekah untuk berhaji. Ketika beliau thawaf dan hendak mencium Hajar Aswad, para pengawal memerintahkan orang-orang supaya melapangkan jalan untuknya. Namun mereka tak mau minggir dan tak menghiraukan rombongan Amirul Mukminin, karena itu adalah rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan semua manusia adalah hamba-Nya.
Sementara itu dari kejauhan terdengar suara tahlil (laa ilaaha illallah) dan takbir, di tengah-tengah kerumunan terlihat seseorang berperawakan kecil, wajahnya bercahaya, nampak tenang, dan berwibawa.Dia mengenakan kain dan jubah, di dahinya tampak bekas sujud.Orang-orang berdiri berjajar, menyambut dengan pandangan penuh cinta dan kerinduan.Dia terus berjalan menuju Hajar Aswad kemudian menciumnya.
Seorang pengawalnya menoleh ke arah Hisyam: “Siapa orang yang dihormati sedemikian rupa oleh rakyat itu?” Hisyam berkata, “Aku tidak tahu.”Kebetulan di dekat situ hadir Farazdak, lalu dia berkata, “Barangkali Hisyam tidak kenal, tapi saya mengenalnya. Beliau adalah Ali bin Husein.” Selanjutnya dia bersyair:
Orang ini, bebatuan yang diinjaknya pun mengetahuinya
Tanah Haram dan Baitullah pun mengenalnya
Dialah putra terbaik di antara hamba Allah seluruhnya
Berjiwa takwa, suci, bersih, dan luasnya ilmunya
Dialah cucu Fathimah jika Anda belum mengenalnya
Cicit dari orang yang mana Allah menutup para Nabi dengannya
Pertanyaanmu “siapa dia” tak mengurangi ketenarannya
Orang Arab dan Ajam mengenal, meski kau tak mengenalnya
Kedua tangannya laksana hujan yang semua memanfaatkannya
Manusia membutuhkan uluran tangannya
Tak ada yang dikecewakan olehnya
Tiada pernah berkata “tidak” selain dalam tasyahudnya
Kalaulah bukan karena syahadah, niscaya hanya ada kata “ya”
Menyebarkan kebaikan di tengah manusia
Sirnalah kezhaliman, miskin, dan papa
Jika orang Quraisy melihatnya pastilah berkata:
Sampai setinggi itukah kemuliaannya?
Tertunduk mata karena malu kepadanya
Merasa kerdil melihat kehebatannya
Tak pernah lupa tersenyum tatkala berkata-kata
Di tangannya tergenggam tongkat yang harum aromanya
Dari tangan manusia cerdas hidung mencium bau wanginya
Keturunan Rasulullah dia asalnya
Alangkah mulia asalnya, akhlaknya, dan juga perangainya
Semoga Allah meridhai cicit dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini dan beliau pun ridha. Sungguh beliau adalah potret manusia yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala baik tatkala sendiri maupun dalam keramaian, memenuhi jiwanya dengan ketakutan terhadap siksa Allah dan harapan akan limpahan pahala-Nya.
Sumber: Mereka adalah Para Tabi’in, Dr. Abdurrahman Ra’at Basya, At-Tibyan, Cetakan VIII, 2009


Powered by Blogger.