Halloween party ideas 2015

Pada zaman purba, kepulauan tanah air disebut dengan aneka nama. Dalam catatanbangsa Tionghoa kawasan kepulauan tanah air dinamai Nan-hai (Kepulauan LautSelatan). Berbagai catatan kuno bangsa Indoa menamai kepulauan ini Dwipantara(Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau)dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga

 Walmiki menceritakanpencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa(Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latinuntuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa),sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatranayang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih seringdipanggil “Jawa” oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. Dalambahasa

Arab juga dikenal Samathrah (Sumatra), Sholibis (Sulawesi), Sundah (Sunda),semua pulau itu dikenal sebagai kulluh Jawi (semuanya Jawa).Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiridari Arab, Persia, India dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antaraPersia dan Tiongkok semuanya adalah “Hindia”. Semenanjung Asia Selatan merekasebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”. Sedangkantanah air memperoleh nama “Kepulauan Hindia” (Indische Archipel, Indian Archipelago,l’Archipel Indien) atau “Hindia Timur” (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales).

Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, MalayArchipelago, l’Archipel Malais).Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie(Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilahTo-Indo (Hindia Timur).Eduard Douwes Dekker ( 1820 – 1887 ), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli,pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita,yaitu Insulinde, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” ( Bahasa Latin insula berartipulau). Nama Insulinde ini kurang populer.

 2. IndonesiaPada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the IndianArchipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan( 1819 – 1869 ), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari UniversitasEdinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Ingris, GeorgeSamuel Windsor Earl ( 1813 – 1865 ), menggabungkan diri sebagai redaksi majalahJIAEA.Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On theLeading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations.

Dalamartikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk KepulauanHindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebabnama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earlmengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunaniberarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:“… the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would becomerespectively Indunesians or Malayunesians”.Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripadaIndunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu,sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon ( Srilanka ) dan Maladewa.

Earlberpendapat juga bahwa nahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalamtulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilahIndunesia.Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulisartikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan punmenyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah “IndianArchipelago” terlalu panjang dan membingungkan.

Logan memungut nama Indunesiayang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik.Maka lahirlah istilah Indonesia.Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman254 dalam tulisan Logan:“Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour ofMalayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely ashorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago”.Ketika mengusulkan nama “Indonesia” agaknya Logan tidak menyadari bahwa dikemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi.

Sejak saat itu Logan secara konsistenmenggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat launpemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian(1826 – 1905 ) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipelsebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah airpada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah“Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah“Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantumdalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil

3. istilah “Indonesia” itu dari tulisan-tulisan Logan.Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat( Ki Hajar Dewantara ). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikansebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia)oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi)diganti dengan indonesiër (orang Indonesia).Identitas PolitikPada dasawarsa 1920-an, nama “Indonesia” yang merupakan istilah ilmiah dalametnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanahair kita, sehingga nama “Indonesia” akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitassuatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan.

Akibatnya pemerintah Belanda mulaicuriga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa HandelsHoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswaHindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereenigingberubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalahmereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya : “Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrijeIndonesische staat) mustahil disebut “Hindia Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebabdapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesiamenyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-

4. citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia(Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.”Di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924). Padatahun 1925, Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal IndonesischePadvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakannama “Indonesia”.

 Akhirnya nama “Indonesia” dinobatkan sebagai nama tanah air,bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen HindiaBelanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo dan SutardjoKartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda agar nama“Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch-Indie”. Tetapi Belandamenolak mosi ini.Dengan jatuhnya tanah air ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama“Hindia Belanda”. Dan setelah itu lahirlah bangsa Indonesia.

Sumber : http://kaskusnews.us/2010/06/25/asal-mula-nama-indonesia/

Post a Comment

Powered by Blogger.